Sabtu, 26 Desember 2009

Gaya Bahasa (majas)

        Gaya bahasa (majas) adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa. Dalam sastra lama untuk menghidupkan pernyataan, dipakai gaya bahasa lama seperti bahasa klise, pemeo atau ibarat, perumpamaan, kiasan, dan sebagainya. Tapi sekarang gaya bahasa itu sudah sangat banyak, yaitu ada 38 macam yang digolongkan atas 4 kelompok antara lain:
a.    Gaya Bahasa Penegasan
Gaya bahasa penegasan ini ada 16 macam, yaitu:
1)   Pleonasme, yaitu penegasan dengan menggunakan kata yang sama maksud dengan kata mendahuluinya.
Misalnya;
§ Naiklah ke atas! (ke atas sudah berarti naik)
2)   Repetisi, yaitu penegasan dengan jalan mengulang kata yang dipakai dalam pidato atau karangan prosa,

Misalnya:
§ Bukan harta kekayaan yang kita harapkan. Bukan pangkat dan kedudukan yang kita kehendaki, malainkan kejujuran dan budi pekerti yang tinggi.
3)    Tautologi, yaitu penegasan dengan jalan mengulang sebuah kata beberapa kali dalam sebuah kalimat.
Misalnya:
§ Terus, terusakan cita-citamu!
4)   Paralelisme, yaitu gaya bahasa pengulangan dalam puisi. Paralelisme dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a.    Anapora, pengulangan awal baris puisi:
§ Ada ladang, ada belalang
§ Ada usaha, pasti menang.
b.   Epipora, pengulangan kata pada akhir baris puisi:
§  Yang datang, datang juga..
§  Yang pulang, pulang juga.
5)   Klimaks, melukiskan keadaan yang semakin menaik.
Misalnya:
§  Hujan renyai-renyai, rintik-rintik, gerimis, makin deras, dan akhirnya bagai dicurahkan dari langit.
6)   Anti klimaks, melukiskan keadaan yang semakin menurun.
Misalnya:
§  Bukan seribu, bukan seratus, bukan sepuluh, tetapi hanya satu yang saya minta.

0 komentar:

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP